Rss Feed

Laporan Fisika Titik Berat

LAPORAN
Praktikum Titik Berat


Nama Kelompok:
1. Aqilatul Badzliyah (05)
2. Nilna Amalia Hasna (20)
3. Pungky Monicasari (22)
4. Putri Tunjung Sari (23)
5. Rosita Ria Rusesta (28) 


SMAN 1 GONDANGLEGI
2011/2012


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 I.Judul
·         Praktikum Titik Berat


 II. Tujuan
·         Menentukan letak titik berat benda dimensi 2 (Luas)


 III. Landasan Teori
Setiap benda terdiri atas partikel-partikel yang masing-masing memiliki berat. Resultan dari seluruh berat partikel ini disebut gaya berat benda. Titik tangkap gaya berat benda inilah yang dinamakan titik berat. Letak titik berat dari suatu benda secara kuantitatif dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

 A1 = Luas Bidang 1
             A2 = Luas bidang 2
              x1 = Absis titik berat benda 1
              x2 = Absis titik berat benda 2
              y= Ordinat titik berat benda 1
              y2 = Ordinat titik berat benda 2


Letak Titik Berat Benda:

Akeelah and The Bee

.

“AKEELAH & THE BEE” adalah salah satu film yang paling berkesan buat saya.
Kenapa berkesan? Karena Sean Michael Afable bikin melted dan keliatan cool banget di film ini. Eh, enggak ding! :p
First, karena tokoh utama di film itu namanya Akeelah, mirip kan sama Aqilah? :p
Second, karena film ini -entah sengaja ato enggak- diputar pas ulang tahun saya yang ke-14 (20 Maret 2010) So sweet kan? :D Udah judul filmnya kayak nama saya, diputarnya pas hari ulang tahun saya lagi.
Pertama kali saya nonton film ini waktu saya masih nuntut ilmu di pesantren. Jadi tiap habis ujian ato habis rolling kamar, pihak pesantren suka ngadain NoBar -nonton bareng- gitu. Selain perpulangan, NoBar adalah kegiatan yang paling ditunggu-tunggu para santri, termasuk saya! Hihi.

Ba'da Isya', kami -800 santri- ngumpul di depan Mabnah Cordova sambil bawa selimut, bantal, guling, boneka, camilan, dll. Pokoknya udah kayak korban tsunami yang lagi ngungsi ._. Lampu-lampu pada dimatiin. Trus LCD dinyalain menghadap ke layar yang panjangnya dari lantai 3 sampe lantai 1 Cordova. Dan... Dimulailah acara langka yang ditunggu-tunggu para santri ini! NoBar meen! Awalnya, di layar muncul judul filmnya, “AKEELAH & THE BEE”. Saya excited banget pas liat judulnya. Dengan lebaynya saya langsung bilang ke orang-orang kalo yang jadi bintang filmnya adalah saya :D. Secara gitu loh, kan namanya sama tuh. Cuma beda penulisannya doang. Hihi.

Tapi pas tokoh utamanya muncul, eh ternyata si Akeelah (Keke Palmer) ini remaja negro pemirsa! Orang-orang di sekitar saya langsung ngetawain saya. Saya cuma diem aja sambil pasang tampang sok polos. -_- Setelah beberapa jam nonton, bisa diambil kesimpulan, walaupun fisiknya biasa aja dan ekonominya pas-pasan, tapi tokoh Akeelah ini orangnya rajin, semangat belajarnya tinggi, pantang menyerah, pokoknya banyak banget yang bisa diteladani dari dia! Para santri jadi pada salut sama si Akeelah ini, termasuk saya juga sih :). Eh, tapi saya mah ga begitu merhatiin jalan ceritanya. Saya malah asyik merhatiin tampang imutnya si Dylan (Sean Michael Afable). Haha.

Kira-kira filmnya selesai jam 12 malem. Dan kita langsung balik ke kamar masing-masing sambil tetep ngebahas si Akeelah. Kalo di ibaratin twitter, pasti waktu itu #Akeelah udah jadi TTWW urutan pertama deh. Wkwk.
Sampe di kamar, kakak kelas saya ngasih surat yang isinya ucapan selamat ulang tahun buat saya. Waktu itu saya masih kelas 3 SMP, dan si Teteh udah kelas 3 SMA. Teteh bilang: “seneng banget, andaikan aku jadi kamu. Aku Aqilah yang sedang ulang tahun. Saat itu aku ga tau, apakah film ini hadiah buat aku? Akeelah and The Bee. Aqilah harus bisa kayak Akeelah. Semangat Aqilah harus sama kayak Akeelah. Pasti bisa!” Dan bla bla bla.

Saya sampe terharu deh pokoknya. Nah, karena itulah film Akeelah and The Bee berkesan banget buat saya. Saya anggap Akeelah and The Bee adalah kado spesial dari Teteh, para Ustadzah, dan 800 Santri Al-Rifa'ie.

Sweet Nothings

Sweet Nothings

a synopsis on "Sweet Nothings", a novel by Sefryana Khairil

Aku menyukaimu. Aku membencimu. Aku tak bisa menerima setiap perubahan yang terjadi dalam diriku saat bertemu denganmu.

Tapi kau seperti air, mengalir begitu saja di dalam hidupku. Dan sebentar saja, kau sudah jadi bagian yang tak bisa kusisihkan dari hari-hariku.

Sebagian dariku tak siap tunduk begitu saja di bawah pesonamu. Dan niatmu menyaru bersama senyuman dan tenang sikapmu.

Kau membiarkan aku menebak-nebak ke mana kau akan membawa hubungan ini. Aku bertanya-tanya—dan tak bisa berhenti menyipit curiga ke arahmu. Sampai suatu saat, kau membuka rahasia hatimu.

Kau ingin menggantikannya—dia yang sudah meninggalkanku. Kau bilang lagi, bisa mencintaiku seperti yang aku mau. Aku mendengus, menahan diri supaya tidak tertawa. Betapa tidak, kau baru saja mengatakan hal yang tak masuk akal. Cintalah yang melukaiku dulu. Bagaimana mungkin kau bisa meyakinkanku bahwa kali ini cinta jugalah yang akan menyelamatkanku dari kesepian ini?

Sunshine Becomes You

Border

a quote on "Sunshine Becomes You", a novel by Ilana Tan.

Aku ingin kau tahu bahwa aku mensyukuri hari aku mengenalmu. Aku juga ingin berterima kasih atas semua yang sudah kaulakukan untukku. Terima kasih karena telah menemaniku selama ini. Terima kasih karena tetap bersabar denganku walaupun aku cenderung bersikap tidak masuk akal akhir-akhir ini. Aku tidak tahu kenapa kau bisa jatuh cinta pada orang sepertiku. Tapi, terima kasih karena telah mencintaiku :)

Satu-satunya penyesalanku dalam hidup adalah aku tidak bisa bersamamu sekarang, dan mengatakan semua ini secara langsung kepadamu. Tapi tolong percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku ingin selalu bersamamu. Percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku selalu ingin berada di dekatmu. Dan percayalah padaku ketika kukatakan bahwa aku ‘juga’ mencintaimu.

Aku mencintaimu, Alex Hirano. Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kaupercayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku. (Mia Clark)

Summer in Seoul

Border

a quote on "Summer in Seoul", a novel by Ilana Tan.

Dulu kalau aku tak begitu, kini bagaimana aku?
Dulu kalau aku tak di situ, kini dimana aku?

Kini kalau aku begini, kelak bagaimana aku?
Kini kalau aku disini, kelak dimana aku?

Tak tahu kelak ataupun dulu...

Cuma tahu, kini aku begini
Cuma tahu, kini aku disini
Dan kini aku melihatmu...

Infinitely Yours

Border

a quote on "Infinitely Yours", a novel by Orizuka.

Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?

Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan. Sekeras apa pun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri -dan menjauhkan hati- pada akhirnya akan bertemu kembali.

Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya. Kau, aku, dan perjalanan ini...